Google
 

Sukses dengan Bermodal Keyakinan kepada Allah

Pak Kusnadi Ikhwani adalah sosok member TDAyang sejak kehadiran pertamanya menarik perhatian saya. Ia adalah seorang yang menurut saya punya energi positif yang berlimpah dan sangat menular. Saya dapat merasakannya dan saya yakin member lain yang sempat berdiskusinya dengannya juga demikian.

Bicaranya selalu bersemangat dan penuh energi. Ia sangat jarang mengutip istilah-istilah manajemen dan keilmuan. Yang sering dikutipnya adalah ayat-ayat Allah dan perilaku Rasul dan para orang shaleh dalam kehidupan sehari-hari.

Sungguh, berada di dekatnya tidak seperti berada di samping seorang pebisnis sukses, melainkan seperti berada di dekat kyai atau ustadz yang maqomnya tinggi.

Pun, ketika memberi tausiyah di Halal Bihalal TDA di Depok Ahad kemarin, pemilik gerai Ayam Pakuan yang sedang naik daun ini pun tidak lepas bercerita tentang masalah spiritual.

Bisnisnya maju dan berkembang sampai seperti sekarang ini ia klaim sebagai sepenuhnya karena campur tangan Allah. Masa-masa sulit pun dilaluinya dengan ikhlas dan pasrah. Ia pun berkisah pernah sukses berbisnis roti dan memiliki 12 unit kendaraan distribusi. Karena kenaikan harga bahan baku, bisnis itu pun hancur terseret dan12 kendaraan itu pun ikut hanyut tak tersisa.

Menjadi penjual mie ayam di depan rumah pun ia lakoni tanpa mengeluh dan malu. Mencuci mangkok di depan rumah di rumah pun ia lakukan tanpa sungkan dengan latar belakangnya sebagai konsultan di Bappenas. Hidup prihatin dan nyaris minus ini dilakoni hampir setahun tanpa keluh kesah.

Kejaiban-keajaiban, yang diyakininya adalah skenario dari Allah itu pun datang, tidak sekali dua kali bahkan sering. Tiba-tiba saja ada temannya yang menawari pinjaman Rp. 100 juta. Tiba-tiba saja Ustadz Lihan memodalinya miliaran rupiah. Dari mana semua itu datangnya kalau bukan Allah yang menggerakkan hati-hati mereka?

Kejadian-kejadian spiritual pun banyak dialaminya ketika menjadi relawan BAZNAS di Padang beberapa waktu lalu. Ia bersama timnya turun sebagai terapis menggunakan metode Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT)kepada para korban gempa. Ada seorang ibu yang sudah 15 tahun satu kakinya lumpuh tidak bisa berjalan. “Subhanallah setelah dilakukan proses tapping (metode SEFT), langsung bisa berjalan. Saya ada videonya”, ujarnya bersemangat.

Peristiwa spiritual lain juga dialaminya ketika bersama seorang profesor dan 6 orang lainnya ingin mencari rumah makan. Pak Kusnadi, merasa tidak enak mengajak sang profesor untuk makan di rumah makan biasa saja. Ia memilih rumah makan yang cukup mewah. Namun, ia kaget dan tersadar bahwa uang di kantong hanya tersisa Rp. 150 ribu, sedangkan mesin ATM jauh dan sulit ditemukan. Ia pun berdoa kepada Allah supaya diberikan jalan keluar dari persoalan ini. “Pokoknya saya yakin saja melangkah masuk ke rumah makan itu”.

Apa yang terjadi di dalam rumah makan itu?

Tiba-tiba ada anggota DPRD, temannya sang profesor, yang sedang makan di sana memanggil mereka. “Di sini saja duduknya. Gabung bersama kami sekalian!”, teriaknya. Alhamdulillah. Inilah “miracle” jawaban dari Allah itu. Subhanallah.

Bersedekah dan shalat Dhuha adalah kunci untuk meraih sukses yang diterapkan oleh Pak Kusnadi. Apalagi ia dekat dengan Ustadz Yusuf Mansur, sang penganjur gerakan sedekah Indonesia. “Berikan apa yang anda inginkan”, katanya.

Kalau anda menginginkan mobil, sedekahkan motor anda. Kalau anda ingin rumah yang besar, undang dan sedekahi anak yatim sebulan sekali sampai memenuhi rumah sehingga anda harus berdoa kepada Allah: “Ya, Allah, rumah kami sempit sekali sekarang, berilah kami rumah yang lebih besar”.

Satu lagi kuncinya adalah shalat Dhuha. “Saya membiasakan di restoran saya agar seluruh karyawan menunaikan shalat Dhuha setiap hari”, tuturnya. Ia pun melontarkan ide untuk membuat gerakan nasional shalat Dhuha bagi anggota TDA.

Dalam kesempatan ini Pak Kusnadi juga mengungkapkan kenapa ia begitu tertarik dengan Komunitas TDA dan selalu mengikuti setiap kegiatannya. “Saya melihat wajah member-member TDA adalah wajah-wajah orang yang shalat”. Merinding saya mendengarnya.

Kegiatan halal bihalal kali ini juga mendapat pujiannya. “Baru kali ini saya mendapati kegiatan yang langsung berhenti dan langsung shalat berjamaah begitu adzan Dzuhur berkumandang”. Subhanallah. Semoga TDA istiqomah dengan praktek terpuji ini.

Demikian salah satu hikmah yang saya dapatkan di acara penuh makna di Halal Bihalal TDA yang diselenggarakan oleh TDA Depok kemarin. Terima kasih untuk panitia yang telah menghadirkan kegiatan penuh gizi ini.

Salam FUUUNtastic TDA!
Bersama TDA Menebar Rahmat

Wassalam,

Roni, Owner Manet Busana Muslim, Founder Komunitas TDA





Baca Artikel Yang Lain