Andi suatu hari bertanya kepada Anto, sahabatnya yg polos,tentang keberadaan 'orang pintar' di tempatnya, dia bermaksud memulai sebuah usaha dan sekaligus menanyakan tentang jodohnya. Anto karena begitu 'polos' dan tidak tahu dengan apa yang dia maksud, karena memang tidak pernah berhubungan dengan orang pintar sebelumnya, menjawab dengan cepat bahwa saudaranya di rumah juga termasuk orang pintar,banyak teman-temannya yang datang ke rumahnya untuk minta bantuan.
Andi langsung antusias dan berusaha menanyakan lebih lanjut pada Anto tentang saudaranya itu, " Wah, kebetulan To, elu yakin saudaramu itu bener-bener pinter?"
Anto dengan polos saja menjawab, "Bener Man, gw yakin seratus persen, soalnya dari dulu ampe sekarang neh, dia selalu dapet ranking satu di SMA-nya, padahal kagak pake les-les an kyk temen-temennya tuh, pinter banget dah.."
Gedubrak!! Andi langsung jatoh dr kursinya. Hihi...
Kita tentu memahami sekali apa yg dimaksud Andi dengan orang pinter, kenapa mereka disebut orang pinter? Beberapa rekan mengatakan kalo orang pinter itu adalah mereka yang memahami sesuatu yg berkaitan dengan mistis, ramalan masa depan, jodoh , peruntungan dan sebagainya.
Yang menjadi pertanyaan dari kebanyakan orang adalah kenapa ya mereka jadi percaya kepada orang pintar? Mereka mengatakan jika kita begini, maka kita akan jadi begini, ini hari bagus,yg ini jelek, dan yang lebih parah lagi, mereka bawain kita buntelan kertas atau sesuatu buat ditaruh dibawah dipan atau ditanem di ujung sudut pohon... hihi.
Dimanakah keyakinan kita saat melakukan itu? apakah kita sudah merasa terlalu pintar sehingga malas lagi untuk berusaha dengan keyakinan kita? Kita mengatakan bahwa kita ini berkeyakinan pada Allah, tapi ternyata masih juga percaya pada manusia yang di'pintar'kan itu. Bukankah itu mendekati Syirik?
Saya tidak tahu karena saya cukup polos untuk memahami hal-hal seperti itu. Banyak teman-teman yang menganggap orang2 seperti Anto dan saya ini adalah orang2 yang bodoh, yang terlalu banyak bertanya tentang banyak hal saat ada sebuah diskusi, perbincangan dsb. Itu apaan sih man? Kok bisa gitu ya? Emang boleh seperti itu? Yup, beberapa pertanyaan oon yg sering kita tanyakan.
Kalo disuruh milih, mending kita pilih menjadi orang yang polos saja daripada menjadi orang yang pintar. Orang yang polos tapi selalu bertanya tentang berbagai hal, sampai akhirnya kita memahami dengan jelas banyak hal dari pertanyaan2 tersebut,daripada menjadi orang yang pintar tapi malah menyesatkan orang lain dengan ke'pintar'annya itu.
Orang pintar cenderung selalu mengakalkan keyakinan-Nya, bahwa sesuatu itu berasal dari materi bukan berasal dari Sang Pencipta. Orang pintar malah kadang mengarahkan kita pada sebuah keyakinan yg keliru, bukan atas namaNya lagi, tapi atas nama jin iprit, mbah bejo, nyi pelet, babi ngepetz, dsb.
Dan kita sebagai org pintar yg sudah lelah dengan kemampuan akal pikiran kita, menjadi mudah terjebak pada kemampuan orang pintar yg pertama itu. Sungguh celakanya saat kita mempercayai dan mendatanginya, kita akan lebih bodoh dari dirinya. Kita akan kehilangan keyakinan atas diri sendiri. Dan yg paling bahaya, kita akan mendekati syirik.
Lanjutan cerita....
Suatu hari si Anto merasa capai dikata2in oon mulu ama teman2 kerjanya, dia mencoba mendatangi 'orang pintar' untuk meminta bagaimana bisa berubah dirinya menjadi orang yang lebih cerdas dan sukses, dan agar teman2nya menyukainya karena kepintarannya, apalagi para wanita. Akhirnya orang pintar itu memberikan sebuah buntelan kertas berisi tulisan arab, yang harus dibawa dimana aja dia pergi.
Sampai suatu hari si Anto berperan menjadi orang pintar, dia menjadi merasa benar-benar mengetahui tentang berbagai hal, sampai suatu saat, dia bertemu dengan orang polos berikutnya, Sigit, seorang anak asongan penjual koran yang gak tamat sekolah SD. Anto kenal Sigit karena dia sering langganan koran Trubus dari tuh anak pas lewat mo berangkat kerja di trotoar.
"Oom, ada berita bagus neh, jakarta lagi kebanjiran, kok bisa ya oom kota segede Jakarta bisa kena banjir. Eh iya, Sigit ada tebakan neh Oom, banjir di Jakarta disebabin oleh apa Hayoo?" tanya Sigit sambil nunjukin Headline sebuah koran.
Anto dengan tersenyum mencoba menjawabnya dengan gaya bijak, "Yah, begitulah Tong, kalo manusia udah serakah, menebang hutan sampai habis dijadikan rumah-rumah mewah, jadi tidak ada lagi pohon2 yang menahan tanah sehingga terjadilah erosi. Kalo banjir di jakarta sih banyak yang bilang penyebabnya adalah dari Bogor yang terkenal dengan puncak nya, tapi karena beralih fungsi menjadi perumahan, dan banyak terjadi ilegal loging ya akhirnya terjadilah erosi tadi, akhirnya Jakarta yang kerendem dah." jawab Anto sambil nyrocos.
"Jawaban Oom salah deh". Jawab Sigit enteng.
"Hah, kok bisa salah Tong, ya emang begitulah yg terjadi, banjir di jakarta tuh banyak disebabin oleh kiriman dari Bogor, disebabin oleh ilegal loging dsb. Kok bisa salah?" elak si Anto Sengit.
"Jawaban Oom tuh salah, terlalu panjang, yang beneer, banjir di Jakarta tuh disebabkan oleh..Air." jawab Sigit tenang sambil ngloyor pergi.
Gedubrak!! Anto kesrempet becak.
Dan sejak saat itulah, Anto tidak lagi berperan menjadi orang pintar dan tidak ada keinginan lagi mendatangi 'orang pintar' untuk meningkatkan kecerdasannya, dia lebih memilih menjadi dirinya sendiri spt yang sebelumnya, yaitu orang yang polos dan banyak bertanya.
Bagaimana? Apakah masih percaya dengan Orang Pintar?
Orang Pintar dan Orang Polos..
Diposting oleh Agus Fitrianto, SPt
Label: Motivasi Kisah
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Comment Form under post in blogger/blogspot